Kamis, 23 Juli 2009

skinny Vs celana berpipa lebar


Foto: Istimewa

ERA skinny tampaknya akan segera tergeser, karena di pertengahan tahun ini celana berpipa lebar kembali beraksi, baik dalam kemasan yang lebih kasual maupun potongan bergaya maskulin.

Kembalinya celana berpipa lebar alias flare tentu saja merupakan kabar gembira bagi sebagian wanita. Pasalnya, skinny serta legging, yang masih merajai tren, sering kali dianggap tidak "ramah", terutama bagi mereka yang memiliki ukuran tubuh plus. Celana berpotongan sempit di bawah tersebut hanya akan membuat tubuh semakin terlihat tidak proporsional.

Dalam penerapannya, skinny memang digunakan setiap wanita. Namun tidak bisa dimungkiri, celana tersebut hanya terlihat bagus saat digunakan mereka yang memiliki kaki panjang dan langsing. Skinny yang membalut ketat tentu semakin mempertegas hal tersebut. Namun, bukan berarti celana ini menjadi benda terlarang bagi mereka yang bertubuh besar. Hanya, dibutuhkan teknik tertentu untuk menyiasatinya agar celana tersebut tidak membuat tubuh terkesan semakin lebar.

Salah satunya dengan mengenakan tunik yang mampu memperlembut efek tajam sang skinny. Alternatif lain, gunakan skinny bersama trench coat serta platform shoes agar penampilan terlihat seimbang. Nah, berbahagialah mereka yang bertubuh mungil karena skinny justru mampu memberikan kesan unik.

Padukan bersama tank top, bustier, atau t-shirt pas badan untuk penampilan yang kasual sekaligus seksi. Sementara bagi mereka yang ingin tampil formal dengan skinny, bisa memadukannya bersama jaket pendek, bolero, atau bahkan mantel sepanjang paha.

Meskipun gempuran skinny belum akan berakhir, para desainer memberikan alternatif baru untuk bergaya di akhir tahun. Ya, ucapkan selamat datang pada celana berpipa lebar, palazzo, dan bootcut yang kini menjadi alternatif baru bergaya selain skinny.

"Pada akhir tahun, tren akan kembali pada busana bervolume, baik pada kemeja, rok, celana, ataupun gaun," ungkap Marc Jacobs seusai pertunjukan koleksi terbarunya di Milan.

Hal yang serupa dihadirkan rumah mode Gianfranco Ferre. Dalam koleksi terakhirnya, Ferre sudah meramalkan palazzo akan kembali menjadi tren.

Karena itu, rancangannya didominasi celana kain berpipa lebar yang dipadukan bersama blazer ataupun kemeja feminin. Di sisi yang lebih kasual, Kate Moss menyajikan denim berpotongan bootcut untuk koleksi TopShopnya. Begitu juga dengan peritel besar lain, seperti H&M, Zara, Bebe, dan Mango.

Di samping skinny denim, mereka juga menyediakan flare denim ataupun celana kain dengan aksen tailored nan maskulin. Mango misalnya.

Musim gugur ini, Mango tidak mengandalkan mood gelap yang biasanya membayangi, koleksi yang hadir justru penuh warna dengan corak manis yang menggoda. Menurut Public Relation Mango Indonesia, Febri, yang menjadi kunci tren busana Mango musim gugur ini adalah adaptasi gaya busana dari masa lalu, sejak dari 1920 hingga '80-an.

"Karena itu, koleksinya cenderung klasik, seperti celana flare ataupun terusan berdetail minimalis," sebutnya.

Para desainer dan label rupanya mengambil inspirasi dari dua ikon fesyen legendaris, Katherine Hepburn dan Marlene Dietrich, untuk koleksi celana palazzo. Lihat saja koleksi milik Etienne Aigner, celana palazzo dalam berbagai warna yang dijahit dengan detail sempurna terlihat anggun saat dipadukan bersama sweter, blus, dan blazer. Tidak jauh berbeda dengan koleksi Marni yang menampilkan highwaist palazzo bersama kemeja pas badan ataupun tube top di balik cropped jacket.

Di Indonesia, para perancang pun rupanya telah meramalkan kembalinya pamor celana flare. Hal itu terlihat dalam acara Jakarta Fashion and Food Festival beberapa waktu lalu.

Handy Hartono, Harry Ibrahim, Jennij Tedjasukmana, serta Malik Moestaram menghadirkan alternatif tersebut lewat gaya unik dan penuh warna. Sentuhan etnis ala Afrika terlihat jelas dalam rancangan Handy, yang menyajikan celana panjang berdetail garis, lengkap dengan tunik, luaran, serta syal.

Sementara Jennij memilih gaya yang lebih feminin melalui teknik origami. Berbeda dengan Malik Moestaram yang menyajikan flare dalam gaya retro. Potongan highwaist yang digunakannya terlihat unik saat berpadu dengan motif floral. Sebagai alternatif, Malik menghadirkan sentuhan futuristik melalui warna perak dan cutting bersudut. (Koran SI/Koran SI/nsa)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Sun & Moon